Selasa, 17 Mei 2011

Manajemen Produksi


I. PENDAHULUAN
Manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Tugas dari manajemen produksi ada dua yakni :
1. Merancang system produksi
2. Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan
Proses produksi meliputi :
1. Proses ekstraktif, contoh, pertambangan batu bara, dan pertambangan timah.
2. Proses fabrikasi, contoh perusahaan mebel, perusahaan tas.
3. Proses analitik, contoh minyak bumi diproses menjadi bensin, solar dan kerosin.
4. Proses sintetik, contoh proses pembuatan obat, pengolahan baja.
5. Proses perakitan, contoh perusahaan televisi, perusahaan industry mobil dan motor.
6. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam bidang administrasi keuangan.
Ruang lingkup manajemen produksi :
1. Perencanaan system produksi.
2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi (Anonim, 2011)


Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan keuntungan. Disamping itu ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam persaingan, berkembang (growth) serta dapat melaksanakan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat. Ketidakmampuan mengantisipasi perkembangan global akan mengakibatkan pengecilan dalam volume usaha yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Risiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan (Riyanto,2004).




















II. DESKRIPSI PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Bakso Qolbu merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan yang berskala usaha rumah tangga. Bakso Qolbu terletak di Jalan Pengayoman Ruko Mirah II / 17, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Jenis usaha yang dikelola oleh Bakso Qalbu merupakan usaha dalam kemasan dan catering.
Bakso Qalbu telah berdiri sejak tahun 2003 dan telah berkembang sedemikian pesat. Perusahaan ini didirikan oleh Hj. Zakiyah dan dibantu oleh suaminya, Bapak Ir. Ilham Ratsjid. Suami bu Zakiyah merupakan seorang konsultan manajer sehingga beliaulah yang selalu mengotrol perkembangan usaha yang dirintis oleh bu Zakiyah. Bu Zakiyah dan pak Ilham adalah lulusan ITS Surabaya. Mereka adalah turunan jawa yang hingga kini mentap di Makassar.
Bakso Qalbu dibangun atas dasar kecintaan bu Zakiyah terhadap bakso. Setiap pulang ke rumah, bu Zakiyah selalu membeli bakso. Hingga akhirnya pak Ilham melihat bahwa hal ini bisa dijadikan sebuah peluang, dan mengubah pengeluaran menjadi pendapatan. Saat itu bu Zakiyah ingin bekerja, tetapi sebagai isteri yang baik, bu Zakiyah sebaiknya di rumah . sebagai seorang suami dan konsultan manajer, pak Ilham tentu saja patut untuk mencarikan solusi pekerjaan untuk sang istri. Pak Ilham berpikir untuk memberdayakan hobi sang istri yang senang memasak dan memadukan kecintaanya terhadap bakso, dan terbentuklah sebuah catering yang diberi nama “ Bakso Qolbu”. Bakso yang diproduksi oleh Bakso Qalbu mempunyai perbedaan dengan bakso lainnya, yaitu mengikutsertakan bumbu kaldu di dalam kemasannya. Selain itu, bakso Qalbu juga tidak menggunakan penyedap rasa, pemutih dan bahan pengawet. Bakso ini bias bertahan selama 3 bulan jika di simpan di dalam freezer.
2.2 Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Di bidang ketenagakerjaan, Angkatan kerja (labour force) didefinisikan sebagai penduduk berusia 15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis atau bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber daya manusia. Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah penduduknya. Kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu memacu menigkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penduduk dalam usia kerja yang termasuk angkatan kerja, dikelompokkan menjadi tenaga kerja (bekerja) dan bukan tenaga kerja (mencari kerja atau menganggur (Anonim, 2011).
Sumberdaya manusia merupakan sumber daya yang sangat penting karena manusia memiliki ide dan mampu menjalankan peralatan maupun sumberdaya lain untuk menghasilkan produk, selain itu sumberdaya manusia juga mampu menentukan jalannya suatu informasi. Sumberdaya manusia adalah setiap orang atau karyawan yang selalu ada dalam suatu agrosistem yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam kegiatan dan aktivitas agrosistem. Karyawan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan dalam segala aktivitas usaha. Karyawan dalam satu usaha dapat berasal dari dalam dan luar keluarga (Simanjuntak, 1995).
Bakso Qalbu hanya memiliki dua karyawan tetap yang bernama Ibu Liska yang berumur sekitar 45 tahun dan Ibu Zakiyah selaku pimpinan serta dua puluh karyawan tidak tetap yang notabenenya adalah mahasiswa yang minimal berada pada tingkat semester lima. Sebagai pemilik usaha, Bu Zakiyah memutuskan untuk menetapkan satu karyawan saja karena bu Zakiyah tidak bermaksud untuk menjadikan keduapuluh karyawan tidak tetapi tersebut hanya terus-terusan menjadi karyawan saja, tetapi bisa berpikir untuk menjadi pengusaha / membuka sebuah usaha berdasarkan pengalaman yang telah mereka peroleh. Dalam hal ini, usaha bisnis yang dijalankan oleh Pak Ilham bisa dikatakan sebagai bisnis sosial.
Upah untuk karyawan tetap adalah senilai Rp 500.000, perbulan sedangkan untuk karyawan tidak tetap adalah senilai Rp 40.000 perhari kerja.
2.3 Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam proses produksi, dengan tersedianya bahan baku dalam jumlah dan waktu yang tepat akan memperlancar proses produksi dalam perusahaan, sehingga diharapkan dengan lancarnya proses produksi tersebut dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen baik jumlah dan waktunya, sebaliknya jika proses produksi kurang lancar akan dapat menghasilkan produk yang kurang memuaskan konsumen dan konsumen sendiri akan berpindah ke produsen lain, apabila ini terjadi maka perusahaan akan kehilangan konsumennya, volume penjualan akan turun dan laba yang diraih akan berkurang (Saragih, 2000).






Ketersediaan bahan baku dan bahan penolong dalam suatu perusahaan merupakan faktor yang sangat penting sebagai penentu kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan. Bahan baku yang tersedia harus dalam jumlah yang cukup dan kualitasnya terjamin. Bila bahan baku yang dibutuhkan tidak tersedia maka suatu usaha tidak akan dapat berproduksi. Selain bahan baku yang diperhatikan juga diperlukan adanya manajemen yang baik sehingga suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik. Beragamnya bahan baku pelengkap yang dibutuhkan dalam proses pengolahan dan memerlukan penanganan yang berbeda menyebabkan pengadaan dan pengolahannya perlu untuk direncanakan. Dengan demikian, diperoleh suatu rencana pengadaan dan pengolahan persediaan yang efektif dan efisien.
Bahan baku yang digunakan oleh Bakso Qolbu terbagi atas dua, yaitu bahan baku utama dan bahan baku penolong. Bahan baku utama adalah bahan baku yang terdapat langsung pada produk, sedangkan bahan baku penolong adalah bahan baku tambahan pada produk tersebut. Adapun bahan baku utamanya adalah daging sapi, sedangkan bahan baku penolong adalah tepung tapioca, bawang putih, bawang merah, merica, garam, telur, kemiri, pala, minyak, mentega dan agar-agar.
2.4 Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha tani (agribusinessman) dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (survival) untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Berhasil tidaknya usaha tersebut sangat tergantung pada keahliannya di bidang pemasaran, produksi, keuangan, dan sumber daya manusia (Firdaus, 2008).

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajemen di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang dapat bernilai satu sama lain (Kotler,1992).
Bauran pemasaran (Marketing mix) adalah campuran dari pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diingunkan dalam pasar sasaran. Variabel tersebut adalah produk (produck), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion) (Kotler, 1992).
Dalam bauran pemasaran dikenal dengan produk, harga, promosi, dan distribusi yang tujuannya untuk meningkatkan penjualan. Dalam proses pemasaran terdapat bauran pemasaran yaitu :
a) Produk (Produck)
Produk adalah suatu hasil karya yang diciptakan untuk diperjualbelikan dan dikonsumsi oleh masyarakat luas dengan jumlah dan variasi menu yang berbeda dalam bentuk dan jasa serta rasa, kualitas dan kuantitas yang berfungsi sebagai sumber pemasukan.
b) Price (Harga)
Harga adalah salah satu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan karena harga akan langsung mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang dicapai oleh perusahaan. Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya (Gitosudarmo, 1994).
Menurut Firdaus (2008), penetapan harga merupakan salah satu komponen penting untuk menghasilkan laba. Oleh karena itu, penetapan harga harus dilakukan dengan hati-hati. Metode penetapan harga yang dapat dilakukan antara lain adalah :


1) Penetapan harga berdasar biaya (cost plus pricing)
2) Penetapan harga bersaing
3) Penetapan harga penetrasi
4) Penjenjangan pasar (skimming the market)
5) Penetapan harga berdasar daya serap pasar
6) Potongan harga (discount)
7) Penetapan harga psikologis
8) Penetapan harga bergengsi.
c) Distribusi (Place)
Dalam mendistribusikan suatu produk, dapat dilakaukan melalui dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Distribusi langsung umumnya dilakukan untuk produk yang tidak tahan lama dan distribusi tidak langsung dilakukan untuk produk yang tahan lama (Assauri, 1997).
Saluran distribusi merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat di mana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dengan mudah memperoleh suatu produk.
Mayoritas usaha-usaha kecil dapat bertahan atau mati tergantung pada pelayanan yang mereka berikan kepada pelanggan. Oleh karena itu, dalam mengembangkan diri, mereka perlu menambah jumlah pelanggan atau perlu menjual lebih banyak kepada pelanggan yang ada, atau barangkali perlu menambah keduanya. Jadi, agar sebuah perusahaan dapat berkembang, pelanggan sudah harus dipuaskan dengan produk dan pelayanan perusahaan atau percaya bahwa mereka akan dipuaskan (Kotler, 1992).



d) Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu variabel dalam marketing mix yang sangat perlu dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasanya. Dengan promosi, perusahaan dapat menyampaikan informasi kepada konsumen berupa pengetahuan tentang produk yang meliputi keunggulan dan kekurangan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk pesaing sehingga mereka tertarik untuk melakukan pembelian.
Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu periklanan, personal selling, publisitas, dan promosi penjualan. Personal selling adalah interaksi antara individu, saling bertemu yang ditujukan untuk menciptakan , memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain (Firdaus, 2008).
Adapun proses pemasaran yang dilakukan oleh Bakso Qolbu adalah melalui personal selling, dan promosi melalui media cetak. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar para pelaku pemasaran bisa lebih dekat secara langsung dengan para calon konsumennya.













III. MANAJEMEN PRODUKSI
3.1 Pertimbangan Umum Dalam Pemilihan Lokasi Perusahaan
Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam :
(1) melayani konsumen dengan memuaskan,
(2) mendapatkan bahan mentah yang cukup dan kontinyu dengan harga yang layak/memuaskan,
(3) mendapatkan tenaga kerja yang cukup,
(4) memungkinkan perluasan usaha dikemudian hari.
Pemeliharaan lokasi pabrik merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan sebuah usaha agar usaha tersebut dapat diterima keberadaannya oleh masyarakat sekitarnya.
Tempat di mana Bakso Qolbu berdiri berada di lokasi yang cukup strategis yaitu di sekitar pusat perbelanjaan di kota Makassar tepatnya di Jalan Pengayoman Ruko Mirah II / 17, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Kebersihan wilayah ini cukup terjamin.

3.1.1. Proses Produksi Perusahaan
Produksi di dalam suatu perusahaan adalah suatu kegiatan yang penting. Apabila kegiatan produksi dalam suatu perusahaan berhenti maka kegiatan lain dalam perusahaan kemungkinan akan terganggu bahkan bias ikut terhenti. Secara umum, produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output) barang atau jasa (Assauri, 1998). Proses produksi pada Bakso Qolbu membutuhkan keterampilan serta keuletan dalam proses produksi.


Adapun proses produksi yang dilakukan pada usaha Bakso Qolbu dapat dilihat pada gamber berikut :
• Proses produksi bakso

























3.1.2. Perencanaan Kapasitas Produksi

Kapasitas adalah Suatu kuantitas / jumlah output dalam periode tertentu dan merupakan output tertinggi yang mungkin dicapai pada periode tersebut. Perencanaan kapasitas adalah proses penentuan jumlah tenaga kerja, mesin, dan fasilitas fisik lainnya yg diperlukan untuk mcapai sasaran keluaran tertentu (Hadi, 2008).
Perencanaan kapasitas (capacity planning) menentukan sumber-sumber daya (input) atau tingkat kapasitas yang dibutuhkan oleh operasi manufacturing untuk memenuhi jadwal produksi atau output yang diinginkan, membandingkan kebutuhan produksi dengan kapasitas yang tersedia, dan menyesuaikan tingkat kapasitas atau jadual produksi. Perencanaan kapasitas mencakup kebutuhan sumber-sumber daya manufacturing seperti: jam mesin, jam tenaga kerja, fasilitas peralatan, ruang untuk tempat penyimpanan (warehouse space), rekayasa (engineering) , energi, dan sumber-sumber daya keuangan. Dalam manajemen sistem manufaktur, perencanaan kapasitas tidak mencakup material, karena perencanaan material ditangani oleh fungsi perencanaan prioritas melalui penjadualan produksi induk (master production scheduling, MPS) dan perencanaan kebutuhan material (material requirements planning, MRP) (Anonim, 2011).
Perencanaan kapasitas produksi yang dilakukan oleh Bakso Qalbu setiap bulannya adalah sekitar 300 kg. Kuantitas produksi ini merupakan rata-rata produksi selama setahun. Dengan memproduksi bakso dengan kuantitas yang telah disebutkan tadi, maka Bakso Qolbu dapat memperoleh pemasukan kotor senilai Rp. 90.000.000.

3.1.3 Perencanaan Fasilitas
Perencanaan fasilitas (facilities planning) dalam industri digunakan untuk mengatur fasilitas yang ada agar mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan fasilitas dibagi atas dua bagian yaitu perencanaan penempatan fasilitas (facilities location) dan perancangan fasilitas (facilities design).
Perencanaan fasilitas didefinisikan sebagai rencana awal atau penataan fasilitas-fasilitas fisik (peralatan, tanah, bangunan, dan perlengkapan) untuk mengoptimasikan hubungan antara personil operasi, aliran material, aliran informasi, dan merupakan metode yang dibutuhkan untuk menciptakan perusahaan yang objektif, efisien, ekonomis, dan memuaskan (Anonim, 2011).
Berikut adalah gambar hirarki perencanaan fasilitas menurut Tompkins :







Gambar 1. Hirarki perencanaan fasilitas
Sebelum memulai usahanya Bakso Qolbu terlebih dahulu melakukan perencanaan tentang apa-apa saja yang dibutuhkan guna mendukung agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan. Adapun fasilitas yang dimiliki oleh Bakso Qolbu adalah Mesin giling daging kasar, mesin adonan, mesin pencetak bakso, mesin press, kompor gas, ember plastik, meja, kursi, komputer, dan mobil. Semua fasilitas ini mempunyai fungsinya masing-masing.
Dalam pemeliharaan fasilitas tersebut kedua perusahaan melakukannya dengan cara menjaga fasilitas-fasilitas tersebut serta merawatnya apabila sehabis dipakai.
3.1.4 Tata Letak Fasilitas
Tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi dan dalam beberapa hal akanjuga menjaga kelangsungan hidup atau keberhasila suatu perusahaan. Peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apa-apa akibat perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normal harus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dengan tata letak yang tidak berubah-rubah (Aisyati, 2005).
Tata letak fasilitas yang dimiliki oleh Bakso Qolbu berbeda untuk setiap kegiatan. Dimulai dari lokasi penyimpanan bahan baku, yang disimpan dalam freezer. Freezer tersebut diletakkan di bagian dalam pabrik. Sedangkan untuk mesin-mesin pengolah bahan baku diletakkan di bagian depan. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar pada saat bakso yang siap utntuk terjual tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk diangkat.


3.1.5 Pemeliharaan Fasilitas Pabrik
Pemeliharan berbagai fasilitas pabrik sangat diperlukan untuk menjaga kemanan serta kebersihan perusahaan baik mesin-mesin produksi maupun peralatan-peralatan yang lainnya. Hal ini dilakukan setiap proses produksi selesai di lakukan. Hal-hal yang dilakukan adalah dengan mencuci peralatan-peralatan tersebut agar terhindar dari kuman maupun bakteri.
3.2 Pola Produksi Dan Siklus Produksi
Pola produksi mempunyai arti penting dalam manajemen produksi. Hal ini erat kaitannya dengan rencana (budged) perusahaan. Penyediaan dana yang seimbang akan menempatkan perusahaan pada keadaan yang dinamis. dan seimbang. Ketidakseimbangan finansial dapat mempengaruhi laba ( rugi ) perusahaan. Misalnya banyaknya persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi, dapat menekan rentabilitas.
Untuk melayani penjualan ada tiga alternatif kebijakan pola produksi yang ditempuh, yaitu :
1. Stabilitas Produksi
Dengan kebijakan ini perusahaan menentukan produksinya selalu sama dari waktu ke waktu ( pola produksi konstan ). Fluktuasi penjualan akan dipenuhi dari persediaan akhir. Akibatnya pola persediaan yang berfluktuasi. Hal ini disebabkan fluktuasi dari pada penjualan perusahaan, sehingga kelebihan atau kekurangan produksi atas penjualan akan masuk atau diambil dari persediaan
2. Stabilitas Persediaan Produk Akhir
Kebijakan ini menentukan jumlah persediaan produk akhir yang sama dari waktu ke waktu. Fluktuasi penjualan dipenuhi dengan produksi. Dengan demikian produksi akan berfluktuasi sesuai dengan penjualan ( pola produksi bergelombang ). Apabila perkiraan penjualan naik, maka produksi akan naik pula dalam jumlah yang sama.
3. Produksi dan Persediaan Produk Akhir Tidak Stabil
Produksi dan persediaan akhir akan berfluktuasi sesuai dengan penjualan ( pola produksi moderat ). Namun fluktuasi produksi tidak sebesar pada pola stabilitas persediaan produk akhir dan fluktuasi persediaan tidak sebesar pada pola stabilitas produksi. Fluktuasi penjualan akan dipenuhi dengan fluktuasi produksi dan persediaan. Dengan demikian fluktuasi penjualan akan menimbulkan fluktuasi pada produksi dan persediaan.
Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
• Perancangan Produk.
• Perencanaan dan Penjadwalan.
• Operasi Produksi.
• Akuntansi Biaya.










DAFTAR PUSTAKA
Aisyati, Azizah, 2005. Perancangan Tata Letak dalam http://wibisono.blog.uns.ac.id/files/2009/05/perancangantataletak.ppt, Diakses pada tanggal 05 Mei 2010.


Anonim, 2010. Peran Perusahaan Dan Lembaga-Lembaga Agribisnis dalam www.google.com, Diakses pada tanggal 05 Mei 2010.


Anonim2, 2010. Struktur Organisasi dalam www.google.com, Diakses pada tanggal 05 Mei 2010.


Anonim3, 2010. Ketenagakerjaan dalam www.google.com, Diakses pada tanggal 05 Mei 2010.


Anonim4, 2010. Perencanaan Kapasitas dalam www.google.com, Diakses pada tanggal 05 Mei 2010.


Anonim5, 2010. Perancangan Dan Perencanaan Fasilitas dalam www.google.com, Diakses pada tanggal 05 Mei 2010.


Bambang, Riyanto, 2004. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.


Gemilang, Route, 2009. Pengambilan Keputusan, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Hadi, Musthofa, 2008. Perencanaan Kapasitas dalam www.markbiz.wordpress.com, Diakses pada tanggal 05 Mei 2010.


Saragih, 2000. Bahan Baku Dalam Proses Produksi, Penerbit Pustaka Jaya. Yogyakarta.


Sofjan, Assauri, 2004. Manajemen Pemasaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Novyanto, Okasatria, 2010. Sistem Produksi Dan Operasi Serta Proses Produksi dalam Novyanto’s Blog, Diakses pada tanggal 05 Mei 2010.

3 komentar: